Oleh : Rahmad Nasir, M.Pd
(Staf Pengajar STKIP Muhammadiyah Kalabahi)
Sejak pulang dari buana edukasi di rantauan sejak 2016 lalu, saya memperhatikan perubahan besar pada wajah kota Kalabahi terutama dalam hal kebersihan kota. Betapa tidak, petugas kebersihan dari dinas Kebersihan & Pertamanan Kota begitu luar biasa menjalankan tugasnya. Jika anda lari pagi di seputaran kota Kalabahi pasti menemukan petugas kebersihan yang sudah mulai menjalankan tugasnya saat subuh hingga pagi hari. Setelah mereka melaksanakan tugasnya di pagi hari, masing-masing dari mereka akan pulang ke rumah melaksanakan agenda-agenda lainnya.
Pahlawan kebersihan ini akan kembali lagi saat sore hari untuk melaksanakan tugas kebersihannya hingga menjelang magrib. Begitulah seterusnya rutinitas keseharian para petugas kebersihan dalam memberikan keindahan dan kenyamanan bagi kota Kenari tercinta ini.
Bagi keseluruhan masyarakat Alor yang menetap di Kota Kalabahi atau sekedar singgah di Kalabahi pasti telah menikmati jerih payah dari saudara-saudara kita ini. Hal ini pasti dirasakan juga oleh para tamu dalam berbagai keperluan yang kebetulan sekedar singga di negeri seribu moko ini.
Program pemerintah daerah lewat dinas Kebersihan & Pertamanan Kota ini diketahui menyerap tenaga kerja sekitar ratusan orang dengan honor daerah yang lumayan. Hal ini sangat membantu pendapatan bagi warga Alor yang terserap dalam pekerjaan ini. Kini mereka juga telah memiliki seragam tersendiri. Selain itu, pekerjaan ini tidak dikerjakan selama seharian, namun diberikan kebebasan yakni setelah pagi hari melaksanakan tugas kebersihan mereka dipersilahkan pulang.
Kepulangan mereka bisa dimanfaatkan untuk pekerjaan lainnya dalam menambah pundi-pundi penghasilan. Program ini juga memberikan pendidikan positif bagi masyarakat khususnya para petugas kebersihan untuk disiplin dengan waktu, memiliki etos kerja yang tinggi, bertanggung jawab serta memiliki dedikasi yang tinggi mengabdi untuk daerah.
Kedisiplinan ditandai dengan sejak subuh hari mereka bangun menyiapkan segala sesuatu bahkan dikejar waktu untuk menyelesaikan pekerjaan hingga pagi hari, demikian pula kedisiplinan terhadap target waktu di pekerjaan sore hari. Memiliki etos kerja yang tinggi dikarenakan membutuhkan komitmen dengan rutinitas sehari-hari, hal ini membuat mental masyarakat kita untuk selalu aktif dan semangat dalam bekerja demi keberlangsungan hidup.
Bertanggung jawab dapat dilihat dari hasil kerja yang selalu bersih dan membuat elok dipandang mata. Sementara dedikasi yang tinggi adalah pengabdian kepada daerah Nusa Kenari sebagai wujud pengejewantahan diri sebagai warga Negara yang baik.
Saya kira jika pemerintah dan masyarakat Alor mau membangun Alor dari sektor pariwisata maka salah satunya adalah memperhatikan kebersihan daerah ini. kebersihan memberikan kenyamanan bagi wistawan yang melancong ke daerah ini. Menurut saya, ke depan kebersihan kota harus juga merambat hingga ke desa-desa terutama ke destinasi-destinasi wisata unggulan di Alor.
Untuk itulah mengubah pola pikir (mindset) masyarakat agar selalu konsisten menjaga kebersihan lingkungan mulai dari diri sendiri serta lingkungan keluarga menjadi penting untuk dilakukan. Pemerintah melalui berbagai kesempatan harus memberikan pendidikan kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini sebagaimana yang digambarkan Unicef (2012) bahwa Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88 persen kematian anak akibat diare di seluruh dunia.
Bagi anak-anak yang bertahan hidup, seringnya menderita diare berkontribusi terhadap masalah gizi, sehingga menghalangi anak-anak untuk dapat mencapai potensi maksimal mereka. Kondisi ini selanjutnya menimbulkan implikasi serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan datang.
Wajah Kota Kalabahi harus diakui semakin bersih dari hari ke hari sehingga prestasi ini perlu dipertahankan sembari memikirkan kebersihan di kota ini sudah harus bisa menyebar ke kecamatan hingga ke desa-desa seperti kebersihan laut, pantai, pasar-pasar tradisional serta tempat lainnya. Tentu jika pemda ingin mencapai ini butuh komitmen dan tentunya dukungan dana yang semakin besar.
Saya bahkan mendengar dari beberapa teman yang mampir ke Alor bahwa Kalabahi adalah kota yang sangat bersih sehingga ikut membuat saya bangga atas pengakuan tersebut. Meskipun kebersihan kota hanya di tempat-tempat umum tetapi cukup mengangkat wajah kota bagi para tamu daerah. Sebagai warga yang tinggal di bibir pantai Kota, ada beberapa warga yang masih menjadikan laut sebagai tempat pembuangan sampah sehingga mohon ini menjadi perhatian pemerintah melalui Kelurahan/Desa hingga ke tingkatan RT.
Meskipun program pemerintah cukup berjalan baik dalam hal kebersihan kota namun harus didukung oleh masyarakat dalam hal pola hidup sehari-hari seperti membuang sampah pada tempatnya serta membiasakan Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS). Dukungan masyarakat begitu penting karena ada rentang waktu yang cukup panjang antara pagi hingga sore hari serta malam hingga menjelang subuh.
Selang waktu yang cukup panjang ini dapat memproduksi kotoran/sampah yang diakibatkan oleh masyarakat kita sendiri. Hal ini juga turut membantu pihak dinas Kebersihan & Pertamanan Kota untuk tidak terlalu mengeluarkan energi akibat sampah yang sangat banyak. Dukungan kita sebagai masyarakat untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat sudah sangat membantu menciptakan wajah ibu kota Alor yang bersih dan nyaman untuk dinikmati.
Jika digunakan pendekatan sanksi terhadap warga yang kedapatan membuang sampah secara sembarangan sebagaimana saran dari Rizky Suherman (2014) bahwa perlu adanya pengawasan secara langsung, menurut saya belum sepenuhnya bisa digunakan karena banyak di antara kita yang belum terima jika ditegur apalagi diberi sanksi.
Meskipun belum terpadu secara maksimal antara kebersihan/perilaku hidup bersih, sanitasi dan akses air bersih namun setidaknya pemda telah berbuat hal positif sehingga perlu diapresiasi. Bisa saja ke depan penanganan kebersihan harus terprogram sinergis dengan sanitasi dan akses air bersih.
Selain itu, bisa saja masalah kebersihan kota bisa diserahkan pada pihak swasta untuk mengelolanya jika perkembangan Kota Kalabahi semakin padat/ramai. Untuk itulah konsep kompeherensif harus ada dalam pikiran kepala daerah dan masyarakatnya demi mewujudkan harapan bersama.
Akhirnya, saya berharap kepada pihak pemerintah daerah yang saat ini dipimpin Bapak Drs. Amon Djobo dan Imran Duru, S.Pd untuk tetap mempertahankan prestasi ini melalui dinas Kebersihan & Pertamanan Kota dengan segenap staf di bawahnya.
Sebagai masyarakat sebaiknya kita mendukung program ini dengan membiasakan diri hidup bersih dengan tidak membuang sampah secara sembarangan namun melalui tempat-tempat sampah yang telah disediakan. Jika pemda dan masyarakatnya sinergis dalam hal ini, maka daerah ini akan nyaman terasa oleh kita sendiri, juga nyaman bagi pengunjungnya. Kalabahi Kota Bersih.