Kapal motor yang digunakan untuk mengangkut beras untuk masyarakat miskin karam di Sungai Pinang Kalimantan Barat mengalami kebocoran.
Kapal motor tersebut juga mengangkut sembilan bahan kebutuhan pokok dan akan menuju Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintan.
Kepala Desa Puruk Beribit, Kecamatan Ambalau, Sella menjelaskan di dalam kapal motor ini terdapat 3,96 ton beras miskin yang akan diantar ke desanya.
“Padahal kemarin siang perahu ini diberangkatkan dari Nanga Pinoh. Lalu, di wilayah Sungai Pinang sempat berhenti karena kondisi sudah malam. Tiba-tiba saat jam 4 pagi, perahu mengalami kendala kebocoran,” ujarnya.
Menurut Sella kebocoran tersebut semakin meluas yang disebabkan dari mesin penimba air rusak. Apalagi perahu tersebut juga memuat belasan ton barang sembako termasuk beras miskin yang akan diangkut ke Desa Puruk Beribit.
“Saya dapat kabar sampai sekarang hanya atapnya saja yang terlihat. Semua barang didalam kapal jatuh ke dalam sungai,” tuturnya.
Sella menjelaskan bahwa beras miskin yang dibawa dari gudang Bulog di Sintang itu sebenarnya sudah tertahan lebih dari satu bulan di Nanga Pinoh karena musim kemarau. Perahu yang biasanya mengangkut sembako dan beras tak bisa melalui Sungai Melawi karena air semakin dangkal untuk ditempuh, terutama pada daerah perhuluan.
“Untung saja kemarin air mulai pasang, makanya perahu segera diberangkatkan lagi ke Ambalau. Dari Sintang pun beras miskin yang diangkut sebenarnya banyak, tetapi karena kemarau, kemudian diangkut terpisah masing-masing desa,” ujarnya lagi.
Sella mengakui kedatangannya ke Nanga Pinoh hanya berobat dan memantau beras miskin yang akan dibawa ke desanya. Namun, belum juga sampai ke Ambalau, Sella mendapatkan kabar bahwa perahu pengangkut beras miskinnya bocor.
“Saya pun kaget dapat kabar seperti itu. Kemudian saya segera lapor ke Camat Ambalau dan Polsek Nanga Pinoh,” pungkasnya.
Selain beras miskin, Sella mengatakan dalam kapal motor tersebut terdapat 500 karung beras yang akan dibawa ke Ambalau. Perahu ini dikendarai oleh Slamet Uson (37) dan juga sebagai motoris serta Julianto sebagai anak buah kapal. (Helmi Kautsar Rahesta / AP)