Jakarta – Ketua PB HMI Romadhon Jasn turut merespons terkait hasil pemantauan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang mensinyalir ada pihak-pihak tertentu yang berusaha menggalang simpatisan di medsos atas isu Taliban. “Tentu hal tersebut tidak bisa dibiarkan, sebab selain memang jelas-jelas salah bersimpati dikhawatirkan turut mempengaruhi cara dan pola fikir kita terutama generasi millenial. Karena dalam pergerakannya, Taliban menggunakan dan melegalkan kekerasan untuk memperoleh kekuasan. Padahal melegalkan kekerasan adalah perbuatan teror dalam istilah hukum.” Ujar Romadhon merespon Maraknya isu Taliban di Medsos.
Romadhon juga mengingatkan agar semua pihak waspada terkait munculnya isu Taliban ini.
“Kita harus waspada betul, apalagi BNPT tegas mengatakan jangan salah bersimpati. Kita kan udah tau sejarah Taliban mereka memang melegalkan kekerasan, tentu ini tidak bisa dibiarkan pihak-pihak yang galang simpatisan itu,” kata Romadhon dalam keterangan tertulisnya kepada Wartawan di Jakarta, Sabtu (21/8/21).
Ketua PB HMI tersebut juga mendukung pelbagai upaya pemantauan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sebab itu merupakan bagian dari upaya mengantisipasi segala kemungkinan termasuk kekhawatiran akan membanjirnya simpatisan atas isu Taliban yang sebetulnya meresahkan karena sangat potensial merusak kebhinnekaan Indonesia sebagai bangsa yang antikekerasan.
Romadhon mengapresiasi, kita dukung upaya pemantauan BNPT itu, karena kita tidak mau kebhinnekaan ini terpecah belah,” ucapnya
Tak hanya itu, Romadhon juga mendorong BNPT perlu mengedukasi publik dengan melibatkan pelbagai pihak termasuk kelompok elemen civil society sehingga masyarakat tidak terpengaruh dan terjebak dengan doktrin dan ideologi Taliban yang melegalkan kekerasan dalam mencapai tujuannya termasuk dalam memperoleh kekuasaan itu.
“Kita siap sinergi dan kolaborasi dengan BNPT bikin kegiatan semacam webinar, ini kan bagian dari edukasi kepada publik. Melalui forum seperti itu kita jelaskan bahwa kita jangan terprovokasi dengan cara Taliban itu karena jelas kontradiksi dengan falsafah bangsa Indonesia yang dikenal arif, santu, toleran, dan antikekerasan,” tuturnya
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengimbau seluruh masyarakat bersikap bijak dalam menyikapi konflik yang terjadi di Afghanistan. Sebab, dari hasil pemantauan BNPT, ada kelompok yang berusaha menggalang simpatisan.
“Tentunya kita harus hati-hati dalam menyikapi perkembangan yang terjadi di Afganistan, yang dilanda konflik berkepanjangan itu. Jangan sampai masyarakat salah bersimpati, karena berdasarkan pemantauan kami ada pihak-pihak tertentu yang berusaha menggalang simpatisan atas isu Taliban. Ini sedang kita cermati,” kata Boy usai bersilaturahmi dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, di Balai Kota Surakarta, Kamis (19/8), melalui keterangan tertulis, Jumat (20/8/2021)