VISIONER.ID, JAKARTA- Menyambut 20 tahun reformasi Pimpinan Pusat Pertahanan Ideologi Syarikat Islam (PP PERISAI) dan Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) mengadakan diskusi publik bertemakan “20th Reformasi, Darurat Teror, Ideologi Dan Masa Depan Indonesia” di kantor DPP Syarikat Islam, Jl. Taman amir hamzah no 2, Menteng, Jakarta Pusat.Minggu 20 mei 2018
Nara sumber yang hadir yaitu Alamsyah M Djafar program officer wahid institute, Khariroh Maknunah Direktur Pendamping Yayasan Prasasti Perdamaian dan Bintang Wahyu Saputra Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) dan Muhar Syahdi sebagai moderator.
Alamsyah dalam paparannya menyimpulkan bahwa “bibit dari terorisme yang sering kali terjadi berasal dari radikalisme, extrimisme yang bisa merusak ideologi Indonesia yaitu pancasila”
Khariroh Maknunah menilai bahwa teror bom bunuh diri bisa saja terjadi karna faktor ketidakadilan seperti kejadian di aceh serta papua dan ini bisa menjadi acuan pemerintah untuk mengkoreksi diri dengan beberapa peristiwa yang belakangan terjadi.
“yang paling penting dan inti tindak terorisme tidak dibenarkan dalam agama apapun” tegas Direktur Pendamping Yayasan Prasasti Perdamaian ini.
Dalam paparannya ketua umum SEMMI memberikan pandangan bahwa kita mempunyai satu kesamaan pemahaman yaitu Pancasila sebagai ideologi Indonesia dan ini sudah tidak perlu kita perdebatkan, kedua pemerintah harus mengevaluasi lembaga pertahanan dalam negeri agar kejadian ini tidak terulang.
“#SayaIslam,LawanTerorisme” lahir sebagai seruan pergerakan umat Islam untuk bersama-sama memerangi terorisme dan menjaga Pancasila sebagai ideologi Bangsa. Pesan Ketua Umum SEMMI ini.
Mari kita sama-sama menyuarakan; Bergerak! #SayaIslam, LawanTerorisme” tegas Bintang.
Diskusi publik yang dilaksanakan Organisasi serumpun Syarikat Islam (SI) ini menghasilkan himbauan untuk umat dengan menggunakan hastag “#SayaIslam, LawanTerorisme”
Acara diakhiri dengan buka bersama dan ramah tamah puluhan kader muda syarikat islam membicarakan rencana deklarasi rumah kebangsaan pada 30 mei 2018 mendatang.
(Vis/Tomi)